Usulan ini berisi kewajiban para aktor porno di LA untuk menggunakan kondom selama melakukan adegan intim dalam film yang mereka perankan. Rencananya, pemungutan suara dilakukan sebelum pemilihan pendahuluan presiden Juni 2012 mendatang.
Los Angeles adalah kota kedua terbesar pusat industri porno AS bernilai miliaran dolar. Pakar kesehatan menyatakan, aktivitas ini adalah salah satu media penyebaran penyakit menular seksual.
AIDS Healthcare Foundation mengatakan, sejauh ini telah terkumpul lebih dari 71 ribu tanda tangan, melebihi syarat 41 ribu suara yang diperlukan untuk usulan pemungutan suara tersebut.
"Ada ribuan PMS dalam industri ini," kata Michael Weinstein, Presiden AIDS Healthcare Foundation. Dia menambahkan, masalah yurisdiksi mengenai seksualitas sesuatu yang sulit dilakukan.
"Ini adalah sesuatu yang menjijikkan. Mereka tidak mau berurusan dengan hal ini karena ini adalah seks dan porno," katanya seperti diberitakan Reuters.
Weinstein membandingkan undang-undang mengenai kesehatan masyarakat seperti yang mengatur panti pijat dan merokok di depan umum.
Divisi Kesehatan dan Keselamatan California telah mendenda produsen film porno lebih dari US$125 ribu atau setara Rp1,1 triliun dalam lima tahun terakhir karena berbagai pelanggaran. Namun, sebagian produsen film porno mengajukan banding.
Meskipun menghadapi ancaman denda, sebagian besar perusahaan terus memproduksi film erotis tanpa penggunaan kondom. "Sejarah menunjukkan aturan mengenai perilaku seksual pada orang dewasa tidak berguna," kata Diane Duke, direktur eksekutif Koalisi Kebebasan Berbicara, sebuah asosiasi perdagangan untuk industri hiburan dewasa.
"Regulasi yang diusulkan kemungkinan akan mengurangi perusahaan yang ada dan memaksa produsen film dewasa keluar kota ini, dari negara ini dan sehingga kurang aman bagi para pemeran," katanya.
Kepala Departemen Keselamatan dan Kesehatan California Ellen Widess, kepada pengadilan setempat mengatakan bahwa badan pengawas tidak keberatan dengan adanya pemungutan suara tersebut.
0 comments:
Post a Comment